Shin Tae-Yong Bantu Suplai Daging Sapi Kualitas Wahid Untuk Asnawi Mangkualam Bahar

Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong menyarankan agar bek sayap Asnawi Mangkualam Bahar lebih sering mengonsumsi daging agar menambah tenaganya selepas menyaksikan pertandingan lanjutan K League 2 antara Ansan Greeners dan Jeonnam Dragons di Stadion Ansanwa, Minggu (11/4).
Tae-yong menyaksikan langsung di stadion, karena ingin melihat performa Asnawi secara keseluruhan. Pria berusia 50 tahun ini terlihat bersandar berdampingan dengan wali kota Ansan, Yoon Hwa-seop.
Tae-yong cukup puas dengan penampilan Asnawi hadapan laga itu, meski Ansan akhirnya menelan kekalahan 1-0. Kendati demikian, Tae-yong menilai Asnawi untuk meningkatkan kebugarannya dengan lebih berlipat-lipat mengonsumsi daging sapi. Tae-yong pun ingin membantu Asnawi
“Asnawi tidak makan daging babi. Nanti saya hendak kasih dia daging sapi kualitas nomor satu di Korea kepada meningkatkan staminanya. Dia harus meningkatkan stamina agar mampu naik menyerang, lagi turun bertahan dengan sudi. Kebugarannya harus dikembangkan lagi,” ujar Tae-yong kepada wartawan adapun turut dihadiri jurnalis Goal Korea.
Dalam kesempatan yang sama, Tae-yong doang meminta Asnawi lebih andal beradaptasi bersama kemembesaran di Korsel. Tae-yong memperkenalkan budaya 'ppalli ppalli' yang berlaku di Negeri Ginseng kepada Asnawi di sesi jumpa warkelucuann. Ppalli di Korsel berarti andal.
“Jika Anda pergi menjumpai bekerja di sebuah negara, Anda mesti mempelajari budaya negara itu lewat kencang. Anda mesti terbiasa lewat budaya 'ppali' di Korea. Selama tinggal di Indonesia, saya selalu mengedepankan budaya 'kencang, kencang',” papar Tae-yong.
“Kalau antara Korea, persiapan sebelum latihan namun membutuhkan durasi tiga menit. Sedangkan antara Indonesia bisa memakan durasi 15 menit. Itu sangat lemot, dan menciptakan orang menjabat frustrasi.”
“Masyarakat Indonesia sangat tidak marah, lagi tidak pernah terburu-buru. Saya punya hebat pengalaman di sana. Seperti ketika makan di sebuah restoran Tiongkok, kami buat terbiasa menerangkan: 'tolong dipergesit'. Sedangkan di Indonesia tidak.”
“Jika Anda tidak mempelajari semangat 'ppali' di Korea, Anda tidak akan bisa beradaptasi dengan keberjiwaan di sini. Saya mencoba memahami kebiasaan di Indonesia, dan Asnawi doang perlu memahami kebiasaan di Korea.”
SIMAK JUGA: BERITA SEPAKBOLA NASIONAL!